Audit (auditing) Pemeriksaan
Auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat ditukar mengenai suatu
enitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk
dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing dilakukan oleh seseorang yang
independent dan kompeten.
Jenis Audit
1. Audit laporan keuangan
2. Audit operasional
3. Audit ketaatan (Compliance audit)
PEMAHAMAN AUDITING
Untuk melaksanakan audit, diperlukan
informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat
digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat
diverikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat diukur (yang dapat
dikuantifisir) memiliki berbagai bentuk. Adalah mungkin untuk mengaudit hal-hal
seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang
karyawan untuk menyelesaikan tugas, total biaya kontrak konstruksi pemerintah
dan surat pemberitahuan pajak prnghasilan (SPT PPh) perseorangan.
Bahan bukti diartikan sebagai segala hal
yang merupakan informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian
informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan. Bahan bukti
terdiri dari beragam bentuk yang berbeda, termasuk pernyataan lisan dari pihak
yang diaudit (klien), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan yang terakhir
yaitu hasil pengamatan auditor.
Penting untuk memperoleh bahan bukti dalam
jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. Proses penentuan
jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi yang
sesuai dengan kriteria merupakan bagian yang penting dari audit.
Seorang auditor harus mempunyai kemampuan
memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang
dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor harus pula
memiliki sikap mental independen. Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai
sikap independen dalam mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab
informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias.
Independensi merupakan tujuan yang harus
selalu diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu. Misalnya
sekalipun auditor dibayar oleh klien, ia harus memiliki kebebasan yang cukup
untuk melakukan audit yang andil. Auditor akan menjadi tidak sepenuhnya
independen jika ia merupakan karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Tahap terakhir dalam audit adalah
penyusunan laporan audit yang merupaan alat penyampaian temuan-temuan kepada
pada pemakai laporan keuangan tersebut. Walaupun isi laporan audit dapat
berbeda, tetapi pada hakekatnya laporan tersebut harus mampu memberikan
informasi mengenai kesesuaian informasi-informasi yang diperiksa dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Laporan juga dapat disajikan dalam bentuk
berbeda dan bervariasi dari mulai yang kompleks mengenai suatu enitas ekonomi
sampai laporan lisan yang sederhana mengenai audit yang dilakukan terhadap
perseorangan.
PERBEDAAN AUDITING DAN AKUNTANSI
Akuntansi merupakan proses pencatatan,
pengelompokan dan pengikhtisarian kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang
teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan.
Auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat ditukar mengenai suatu
enitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk
dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Bahwasannya akuntansi merupakan bentuk
laporan keuangan dari suatu perusahaan, sementara audit (pemeriksaan) merupakan
tim atau kelompok independen yang memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan
dengan berbagai bukti.
Perbedaan auditing dan akuntansi
berdasarkan proses:
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
Proses akuntansi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar