Kamis, 12 September 2019

Gizi di Indonesia


Permasalahan Gizi di Indonesia
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan kesehatan saja (Supariasa dkk, 2012). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013), prevalensi gizi buruk di Indonesia tahun 2007 (5,4%), tahun 2010 (4,9%), dan tahun 2013 (5,7%), sedangkan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2014 sebesar 3,6%. Jadi prevalensi gizi buruk di indonesia masih di bawah target.
Periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis, karena mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, terjadinya gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan gizi di masa selanjutnya terpenuhi (Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, 2013). Secara nasional, prevalensi gizi buruk dan kurang pada anak balita sebesar 19,6%, yang berarti 212 masalah gizi berat dan kurang di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mendekati prevalensi tinggi, sedangkan sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2019 yaitu 17%. Oleh karena itu, prevalensi gizi buruk dan kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 2,6% dalam periode 2015 sampai 2019
Kejadian gizi buruk akan menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan akan mudah terkena penyakit infeksi. Gizi buruk jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka akan mempengaruhi kualitas pada generasi selanjutnya (Yanti, 2015). Dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak yakni anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang mengalami penurunan skor tes Intelligence Quotient (IQ) 10-13 poin, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah (Nency dkk, 2005; Moehji, 2003). Status gizi buruk pada balita akan menyebabkan kehilangan potensi ekonomi yang sangat tinggi. Secara nasional, besarnya estimasi potensi ekonomi yang hilang akibat kekurangan energi protein (KEP) pada balita antara 0,27%–1,21% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau nilainya antara Rp 4,24 triliun-Rp 19,08 triliun.

Metode Pendekatan Yang Dipakai
Tujuan Umum Menganalisis hubungan pola asuh, pola makan dan penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016.  Tujuan Khusus. Mengetahui gambaran pola asuh, pola makan dan penyakit    infeksi dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016. Menganalisis hubungan pola asuh dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016. Menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016. Menganalisis hubungan penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016

Cara Yang Digunakan Dalam Memperbaiki Gizi Di Indonesia
            Di Indonesia terlalu sering mengalami permasalahan gizi contohnya yaitu gizi buruk, busung lapar stunting dan lain lain, tetapi masalah ini masih bisa diperbaiki dengan cara memperbaiki pola makan tetapi bagaimana dengan orang orang yang kurang mampu seharusnya pemerintah yang lebih memerhatikan rakyatnya dengan mengadakan konsultasi kesehatan gratis, penialian status gizi,dan membagikan makanan sehat dengan gratis tetapi melakukannya dengan rutin.

Hasil Yang Dicapai Jika Pemerintah Melakukan Perbaikan Gizi
            Jika pemerintah melakukan metode perbaikan gizi dengan rutin kepada rakyatnya dengan gratis maka gizi buruk di Indonesia semakin berkurang .perbaikan gizi menjadi langkah sejalan dengan usaha untuk meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia Indonesia sehingga menghasilkan individu yang memiliki kesehatan yang baik dan angka harapan hidup diharapkan juga akan meningkat.

Sejauh Mana Masalah Yang Terselesaikan Jika Pemerintah Melakukan Perbaikan Gizi
            Perbaikan gizi merupakan usaha untuk melakukan perubahan pada tingkat kualitas nutrisi tubuh yang menjadi modal utama untuk perbaikan kesehatan pada apa yang di konsumsi oleh masyarakat sebagai cara untuk membentuk generasi yang tidak hanya pintar dalam bidang akademik namun mampu mementingkan kualitas asupan tubuh. Perbaikan gizi meghasilkan tubuh yang sehat dengan nutrisi yang lengkap sehingga sejalan dengan aktivitas manusia yang sepatutnya produktif..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar