Permasalahan
Gizi di Indonesia
Masalah gizi merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga
penanggulangannya tidak cukup dengan pendekatan medis maupun pelayanan
kesehatan saja (Supariasa dkk, 2012). Menurut Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2013), prevalensi gizi buruk di Indonesia tahun 2007 (5,4%), tahun
2010 (4,9%), dan tahun 2013 (5,7%), sedangkan target Millenium Development
Goals (MDGs) tahun 2014 sebesar 3,6%. Jadi prevalensi gizi buruk di indonesia
masih di bawah target.
Periode dua tahun pertama
kehidupan seorang anak merupakan masa kritis, karena mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, terjadinya gangguan gizi di
masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan
gizi di masa selanjutnya terpenuhi (Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, 2013).
Secara nasional, prevalensi gizi buruk dan kurang pada anak balita sebesar
19,6%, yang berarti 212 masalah gizi berat dan kurang di Indonesia masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan mendekati prevalensi tinggi, sedangkan
sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2019 yaitu 17%. Oleh karena
itu, prevalensi gizi buruk dan kurang secara nasional harus diturunkan sebesar
2,6% dalam periode 2015 sampai 2019
Kejadian gizi buruk akan
menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan akan mudah terkena penyakit
infeksi. Gizi buruk jika tidak ditanggulangi dengan cepat, maka akan
mempengaruhi kualitas pada generasi selanjutnya (Yanti, 2015). Dampak jangka
pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak yakni anak menjadi apatis,
mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak
jangka panjang mengalami penurunan skor tes Intelligence Quotient (IQ) 10-13
poin, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan
pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja
merosotnya prestasi akademik di sekolah (Nency dkk, 2005; Moehji, 2003). Status
gizi buruk pada balita akan menyebabkan kehilangan potensi ekonomi yang sangat
tinggi. Secara nasional, besarnya estimasi potensi ekonomi yang hilang akibat
kekurangan energi protein (KEP) pada balita antara 0,27%–1,21% dari Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau nilainya antara Rp 4,24 triliun-Rp 19,08
triliun.
Metode
Pendekatan Yang Dipakai
Tujuan Umum Menganalisis hubungan
pola asuh, pola makan dan penyakit infeksi dengan kejadian gizi buruk pada
balita di Kabupaten Magetan tahun 2016.
Tujuan Khusus. Mengetahui gambaran pola asuh, pola makan dan
penyakit infeksi dengan kejadian gizi
buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016. Menganalisis hubungan pola
asuh dengan kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016.
Menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian gizi buruk pada balita di
Kabupaten Magetan tahun 2016. Menganalisis hubungan penyakit infeksi dengan
kejadian gizi buruk pada balita di Kabupaten Magetan tahun 2016
Cara
Yang Digunakan Dalam Memperbaiki Gizi Di Indonesia
Di Indonesia
terlalu sering mengalami permasalahan gizi contohnya yaitu gizi buruk, busung
lapar stunting dan lain lain, tetapi masalah ini masih bisa diperbaiki dengan
cara memperbaiki pola makan tetapi bagaimana dengan orang orang yang kurang
mampu seharusnya pemerintah yang lebih memerhatikan rakyatnya dengan mengadakan
konsultasi kesehatan gratis, penialian status gizi,dan membagikan makanan sehat
dengan gratis tetapi melakukannya dengan rutin.
Hasil
Yang Dicapai Jika Pemerintah Melakukan Perbaikan Gizi
Jika pemerintah
melakukan metode perbaikan gizi dengan rutin kepada rakyatnya dengan gratis
maka gizi buruk di Indonesia semakin berkurang .perbaikan gizi menjadi langkah
sejalan dengan usaha untuk meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia
Indonesia sehingga menghasilkan individu yang memiliki kesehatan yang baik dan
angka harapan hidup diharapkan juga akan meningkat.
Sejauh
Mana Masalah Yang Terselesaikan Jika Pemerintah Melakukan Perbaikan Gizi
Perbaikan gizi
merupakan usaha untuk melakukan perubahan pada tingkat kualitas nutrisi tubuh
yang menjadi modal utama untuk perbaikan kesehatan pada apa yang di konsumsi
oleh masyarakat sebagai cara untuk membentuk generasi yang tidak hanya pintar
dalam bidang akademik namun mampu mementingkan kualitas asupan tubuh. Perbaikan
gizi meghasilkan tubuh yang sehat dengan nutrisi yang lengkap sehingga sejalan
dengan aktivitas manusia yang sepatutnya produktif..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar